TfMlGpA0TSd6GUd6GSGlBUM9BY==

DAHULU TEMPAT TUMBAL MANUSIA, KINI OBJEK WISATA

KOTA Sawahlunto, Sumatra Barat, dikenal sebagai daerah tambang batu bara sejak zaman Belanda sehingga banyak peninggalan bersejarah di kota ini. Salah satunya adalah Lobang Tambang Mbah Soero.

Lobang Tambang Mbah Soero merupakan lubang tambang yang terpaksa dihentikan oleh Belanda karena merembes di bawah pemukiman warga. Diperkirakan lubang ini memiliki 40.000 juta ton batu bara.

Lobang Tambang Mbah Soero memiliki panjang 186 meter. Ukuran tersebut baru yang dibuka dan diperkirakan panjangnya bisa lebih dari itu. Tambang ini dibangun pada 1898, namun ditutup pada 1930.

“Penyebab ditutupnya lubang ini karena banyak rembesan air, selain itu lubangnya yang berukuran lebar satu meter lebih dan tinggi dua meter posisinya di bawah pemukiman warga yang berlokasi di Kelurahan Air Dingin, Kecamatan Lembah Segar,” katanya Sudarsono, akrab disapa Kiplik, pemandu wisata Lobang Tambang Mbah Soero, kepada Okezone, Senin (4/6/2012).

Saat dibuka menjadi daerah wisata oleh Pemerintah Kota Sawahlunto, ada beberapa lubang yang terpaksa ditutup. “Saat kita menyurvei, di lokasi tersebut banyak ditemukan tulang belulang manusia, diduga ini merupakan tempat tumbal manusia, dari tahanan yang dirantai dan pekerja tambang,” terangnya.

Memang, saat tambang ini dibuka pekerjanya dibawa dari Pulau Jawa yang merupakan tahanan Belanda. Kaki mereka diborgol, yang kemudian masyarakat setempat menamakannya orang rantai atau buruh paksa. Mereka biasanya bekerja tambang dan menggali terowongan batu bara.

Dinding-dindingnya masih mengandung batu bara berkualitas tinggi. Semuanya masih asli peninggalan Belanda, yang berubah hanya jenjang karena sebelumnya merupakan rel kereta untuk mengangkut batu bara.

“Dulu, daerah ini milik tambang Ombilin, kemudian pada 26 Juni 2007 kawasan ini dijadikan objek wisata, baru tahun 2008 diresmikan oleh pemerintah,” lanjutnya.

Sejarah lubang tambang ini diberikan nama Mbah Soero, menurut Kiplik, lantaran lubang tambang ini pernah dimandori oleh Soero, yang terkenal pekerja keras, tegas, dan taat beragama. Dia dekat dengan orang Belanda juga disegani para pekerja lainnya.

Untuk masuk ke Lobang Tambang Mbah Soero, wisatawan harus terlebih dahulu melapor ke bagian Info Inbox. Gedung tersebut merupakan lokasi penumpukan batu bara, kemudian pada 1947 berubah menjadi gedung pertemuan buruh. Tempat ini awalnya juga merupakan sarana hiburan, layar tancap, dan tempat perjudian, tapi kini diubah menjadi pusat informasi.

Tiket masuk seharga Rp8.000, di mana pengunjung diwajibkan memakai sepatu boat dan helm tambang warna putih. Anda juga dilarang membawa korek api untuk menghindari tersulutnya gas metana dalam lubang batu bara tersebut.

Sambil berkunjung, pemandu akan memberikan penjelasan kepada Anda; lubang masuk di sebelah kanan Inbox sedangkan lubang keluar di depan lokasi informasi. Jangan khawatir, udara di dalamnya tidak sumpek karena sudah dibuat mesin penyuplai udara untuk mengatur gas metana dan suhu.

Di dalam ruang info Inbox ada foto-foto buruh paksa dan rantai peninggalan tahanan yang baru ditemukan warga di Sungai Ombilin pada 2011. Dalam sebulan, minimal ada 600 pengunjung, kadang mencapai 800 bahkan 1.000 pengunjung. Umumnya, mereka datang dari Padang, Riau, Bukittinggi, Batu Sangkar, Tanah Datar, juga Jakarta. Sementara, wisatawan mancanegara umumnya datang dari Belanda.

“Turis asing umumnya napak tilas,” ujar Kiplik.

Kini, daerah Sawahlunto merupakan lokasi pembukaan Tour de Singkarak yang dibuka pada 4 Juni 2012, yang tentunya akan menambah geliat wisata di daerah yang masih menyimpan banyak lokasi wisata ini. 

(http://travel.okezone.com/read/2012/06/04/408/641022/dahulu-tempat-tumbal-manusia-kini-objek-wisata)

Type above and press Enter to search.