TfMlGpA0TSd6GUd6GSGlBUM9BY==

Elpiji Pink Mahal

AdsFM - Peluncuran produk varian gas elpiji berat 5,5 kilogram non subsidi yang dikeluarkan Pertamina sudah hampir satu tahun. Namun masyarakat, terutama di wilayah pedesaan sepertinya belum melirik dan begitu meminati elpiji berwarna pink itu untuk digunakan sebagai kebutuhan sehari-hari meskipun gas melon saat ini langka di lapangan.
"Selama ini, minat beli dari bright gas 5,5 kilogram (gas pink) masih sangat kurang," ujar pengurus Kadin Purwakarta Bidang Industri Kreatif, Industri Kecil Rumah Tangga dan Pengrajin, Riana Afriadi, kemarin.
Menurutnya, hingga saat ini masyarakat umum, khususnya warga di pedesaan masih banyak yang menggunakan gas melon. Sementara, jika dibandingkan dengan berat 12 kilogram, varian lama itu lebih banyak diminati ketimbang dengan bright gas 5,5 kilogram. Riana berharap, Pertamina dan Hiswana Migas lebih gencar lagi melakukan sosialisasi untuk mengenalkan varian baru ini. Menurut dia, semenjak adanya gas subsidi elpiji 3 kilogram dari pemerintah, sebagian besar pelaku usaha kecil banyak yang menggunakan gas subsidi itu. Hal itu terjadi, kata dia, karena minimnya kesadaran masyarakat terhadap gas nonsubsidi. "Padahal, gas subsidi itu untuk masyarakat menengah ke bawah non industri," ujarnya.
Sejauh ini, lanjut Riana, elpiji 5,5 kilogram kurang dilirik oleh masyarakat karena harganya lebih mahal dibandingkan memiliki dua tabung gas elpiji 3 kilogram. "Gas bright 5,5 kilogram adalah varian baru yang dikeluarkan Pertamina, memang untuk masyarakat menengah ke atas," ujarnya.
Dari informasi yang dihimpun, bright gas (pink) 5,5 kilogram dijual untuk isi ulang dengan harga Rp70 ribu, gas elpiji 3 kilogram Rp16.500, dan gas elpiji maupun elpiji 12 kilogram dengan harga Rp150 ribu.
Penyebab kelangkaan gas 3 kilogram yang terjadi saat ini di masyarakat, menurut ketua DPC Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Purwakarta- Karawang Didin, adalah lemahnya pengawasan distribusi pada tingkat pangkalan ke masyarakat. "Peran Hiswana Migas hanya pada wilayah pendistribusian dari agen sampai pangkalan, masalah pengawasannya ada pada ranah Tim Koordinasi dibawah pembinaan Bupati Purwakarta dan di Ketuai oleh Sekda Purwakarta," ujar Dindin.
Menurutnya, Hiswana Migas ada pada urutan ke-8 dan 11 elemen yang dalam Tim Koordinasi pengawasan gas elpiji. Pihaknya sudah melakukan upaya-upaya seperti penyebaran gas secara proporsional pada 357 pangkalan di 183 desa dan 9 kelurahan di Purwakarta. "Jika kita kalkulasikan kuato gas 3 kilogram untuk Kabupaten Purwakarta lebih dari cukup. Tinggal bagaimana pengawasan yang dilakukan para Kepala Desa/Lurah pada pangkalan yang ada di wilayahnya, karena kewenangan pengawasan pangkalan ada pada para kepala desa," bebernya. (gan)

Harga gas elpiji isi ulang di pasaran
- Gas pink Rp 70 ribu per tabung
- Gas melon Rp 16.500 per tabung
- Gas 12 Kg Rp 150 ribu per tabung

Type above and press Enter to search.