TfMlGpA0TSd6GUd6GSGlBUM9BY==

NYIAR LUMAR: Kebanggan Warga Ciamis

NYIAR LUMAR: Kebanggan Warga Ciamis
ADS Radio - Astana Gede Kawali Ciamis berubah menjadi lautan manusia saat digelar acara “Nyiar Lumar” Sabtu (19/11).  Kegiatan tersebut bernuansa tradisi budaya sunda yang digelar 2 tahun sekali dan di tahun 2016 merupakan gelaran yang ke 10 dan dinantikan oleh masyarakat serta pemerhati budaya.  Nyiar Lumar sendiri diartikan sebagai upaya manusia untuk mengenal dirinya sendiri melalui tapak tapak budaya dengan mencari cahaya masa lalu demi bekal hidup di masa yang akan datang dengan belajar dari sejarah. “hidup adalah jalinan antara tuhan, manusia, ruang dan waktu, Tuhan maha kekal, manusia senantiasa berganti, ruang selalu berubah wujud dan waktu tak pernah berhenti, itulah panggung kehidupan kita”, ungkap Godi Suwarna seniman sunda asal Ciamis penggagas gelaran nyiar lumar.  Di kawasan Astana Gede Kawali Ciamis terdapat 4 jenis peninggalan purbakala, diantaranya 6 buah prasasti, yaitu lokasi tempat penobatan para raja Kawali, Cikawali tempat bersuci keluarga keraton termasuk putri Diah Pitaloka, yaitu putri Maharaja Lingga Buana yang wafat saat perang bubat terjadi, membela harga dirinya sekaligus untuk melindungi kesucian mereka, yaitu menghadapi kemungkinan dipermalukan karena penganiayaan atau diperbudak oleh kerajaan Maja Pahit dan Sanghiang Maya Datar yaitu tempat raja memberikan petuah pada rakyatnya.




Dalam perhelatan kegiatan “Nyiar Lumar” terdapat beragam suguhan pementasan, yaitu berbagai aktraksi seni helaran dari bebegig sukamantri, sisingaan subang, wayang landung panjalu, kuda bajir, mleng-mleng winduraja dan buta batok.  Dilanjutkan dengan acara “Ngawalan” yaitu sekitar pukul 19.00 WIB di halaman pendopo kecamatan Kawali, para peserta dan pengunjung menikmati lalawuh dan disuguhi alunan musik degung klasik, tari topeng, karinding, celempung dan pantun rajah, yang berisi uraian singkat sejarah kerajaan Sunda Galuh.  Dan sekitar pukul 21.00 WIB dilanjutkan dengan acara ”Lalampahan” yaitu secara resmi acara nyiar lumar dibuka oleh pejabat setempat, para penggunjung dan peserta diajak berjalan kaki sejauh 2 kilometer menuju lokasi situs.  Perjalanan yang disebut “ngara’as” yaitu berupa arak-arakan obor yang melintasi jalan setapak, persawahan dan melintasi bebatuan Sungai Cikadongdong.


Sekitar pukul 22.00 WIB, acara “Magelaran” yaitu penyambutan arak-arakan “ngara’as” di pendopo Situs Astana Gede, para pengunjung dan peserta disambut oleh Kuncen Astana Gede kemudian diantarkan ke pintu gerbang, yang disuguhi kesenian tradisional tutunggulan (gondang buhun), genjring ronyok, dan tarian buka lawang.  Dan saat memasuki areal situs, pengunjung diajak berkeliling menyaksikan prasasti atau batu-batu tulis peninggalan Kerajaan Sunda Galuh, yang dilanjutkan dengan tawasulan dan diakhiri dengan Ruwat Prasasti.  Keluar dari areal situs utama Astana Gede, pengunjung diajak memasuki kawasan jalan setapak hutan mahoni. “disini ada tiga panggung kreasi yang disiapkan untuk para pelajar kota Kawali untuk menampilkan seni teater, yaitu panggung satu untuk para Jepruter melakukan performance art, panggung dua khusus untuk pembacaan fiksi mini  dan pembacaan puisi oleh saya dan kawan-kawan seniman sunda (red: Godi Suwarna). Sedangkan panggung tiga khusus disiapkan untuk pementasan Teater Jagat yang di persembahkan oleh SMAN 1 Kawali-Ciamis”, terang seniman berambut gondrong ini.
Lalu perjalanan dilanjutkan menuju Cikawali yang jaraknya kurang lebih 100 meter, menurut sejarah tempat tersebut merupakan tempat seluruh keluarga kerajaan Sunda Galuh seperti putri keraton, mandi atau bersuci. Neng Peking dari Studio Titik Dua mengisi panggung di areal tersebut dengan tarian kontemporer.
Prosesi Nyiar Lumar yang digelar semalam suntuk itu ditutup di areal Pasanggarahan. Dengan menampilkan gending kreasi, wayang kila lakbok, pementasan palagan bubat oleh teater wastu dan diakhiri dengan pementasan ronggeng gunung nyai rasmi. Di penghujung acara, pengunjung dipersilahkan untuk “gubyag” di sungai Cibulan kemudian bersama-sama menikmati liwet ampar daun cau yang disiapkan panitia.  Pada kesempatan itu selain ADS radio sebagai undangan terdapat juga undangan lain yaitu dari kedinasan budaya dan pariwisata dari berbagai daerah serta para seniman, tokoh budaya dan pengunjung yang datang dari berbagai daerah diantaranya Bali, Bekasi, Surabaya, Solo, Wonosobo, Mataram dan Salakanagara Banten.

Type above and press Enter to search.