TfMlGpA0TSd6GUd6GSGlBUM9BY==

50 Kesenian Tradisional Jabar Diambang Kepunahan

      yudha, ar,s


INDRAMAYU,(PR).- Sedikitnya 50 jenis kesenian tradisional di Jawa Barat mengalami kepunahan dan diambang kepunahan. Perlu upaya konkret pemerintah daerah untuk menolong nasib pelaku seni dan kesenian tradisional di daerah.
“Sungguh sangat miris bila mendengar cerita para pelaku seni tradisional di pelosok daerah tentang bagaimana upaya mereka menyelamatkan kesenian tradisional warisan orang tuanya. Mereka bersusah payah untuk menjaga, merawat dan mewariskannya kembali pada anak dan cucu mereka dengan berbagai upaya, seperti yang dilakukan oleh Wacih Rasinah dan puterinya Aerli Rasinah, anak dan cucu dari almarhumah Mimi Rasinah,” ujar Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, Agus E. Hanafiah, Sabtu 3 Desember 2016, pada pembukaan Pagelaran Seni Topeng Sang Maestro Mimi Rasinah, di Panggung Terbuka , Taman Cimanuk, di Pengajagan, Sindang, Kab. Indramayu.
Dikatakan Agus, tari Topeng Dermayonan Mimi Rasinah, awalnya merupakan satu dari kesenian tradisional yang kondisinya diambang kepunahan. “Namun berkat kegigihan Mimi Wacih sebagai anak Mimi Rasinah dan Aerli puterinya, topeng Dermayonan Mimi Rasinah dapat terselamatkan,” tambah Agus.
Kesenian tradisional di Jawa Barat yang mencapai 243 jenis menurut Agus, sekitar 50 jenis kondisinya kini sudah punah dan diambang kepunahan. Berbagai upaya sudah dilakuak Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat berserta UPTD seperti Taman Budaya (Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat), serta Bidang Kesenian dan Perfilman melalui program rekonstruksi, revitalisasi dan pewarisan kesenian tradisional.
Namun sampai sejauh ini upaya-upaya yang dilakukan menurut Agus belum maksimal karena sejumlah kendala yang terjadi dilapangan. “Saat akan dilaksanakan program (rekonstruksi, revitalisasi atau pewarisan) tidak sedikit tokoh seni atau senimannya yang sudah tidak ada, kalaupun ada juga merasa keberatan dihidupkan kembali atau direvitalisasi, kalaupun ada seniman yang mau ternyata pewarisnya atau generasi penerus yang tidak menaruh minat. Jadi banyak kendala dalam upaya penyelamatan kesenian tradisional,” ujar Agus.
Sementara Aerli Rasinah sebagai pewaris tari Topeng Dermayonan Mimi Rasinah mengatakan bahwa berbagai upaya terus dilakukan pihaknya untuk mempertahankan warisan nenek buyutnya. “Kini tinggal menunggu upaya konkret dari pemerintah, setelah kami pertahankan dan wariskan akan dibagaimanakan, anak-anak tidak hanya sekedar berlatih dan berlatih, tapi tidak manggung,” ujar Aerli..
Karenanya, menurut Aerli, pemerintah daerah harus memberikan fasilitas ataupun kesempatan pada anak-anak untuk manggung secara rutin. “Tidak perlu panggung yang megah, yang penting secara rutin anak-anak bisa tampil dan masyarakat tetap menggemari,” ujar Aerli.***

Type above and press Enter to search.