TfMlGpA0TSd6GUd6GSGlBUM9BY==

Kisah Satu Abad Leuit Bolang dari Subang | yudha aryaseta - adsradiofm.com


SUBANG, (PR).- Kalau di Sukabumi ada lumbung padi khas Sunda disebut leuit jimat, maka di Desa Cibuluh, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang, ada leuit ningrat yang disebut leuit bolang. Leuit (lumbung padi) yang diperkirakan berusia lebih dari 100 tahun itu "ditangtungken deui" di area Saung Budaya Kampung Bolang milik Zaini Alif, penggerak Komunitas Hong.
Leuit tersebut didapat hasil pencarian Zaini setelah "ngaprak" keliling wilayah Kabupaten Subang yang memakan waktu cukup lama. Setiap ada informasi keberadaan leuit langsung di datangi lokasinya. "Saya menemukan leuit ini di perbatasan Kabupaten Subang dengan Sumedang. Leuit yang dicari yang usianya sudah tua, yang ini usia pastinya belum diketahui, tapi diperkirakan lebih dari 100 tahun," ujar Zaini.
Dia pun menceritakan proses penecarian "leuit tua" ke berbagai daerah di Subang, hingga akhirinya ditemukan leuit tersebut. Saat ditemukan kondisinya sudah tak terurus, pemiliknya sudah berusia 80 tahun, dan leuit itu peninggalan kakeknya. Akhirnya, Leuit itupun bisa dibawa ke Kampung Bolang. "Jadi sudah tak digunakan pemiliknya, kondisinya juga sudah mengkhawatirkan, kayunya penuh lumut dan kotor. Tapi tiap bagian leuitnya masih asli. Setelah dibawa ke ke sini, proses membersihkan dan merekonstruksi butuh waktu. Leuit ini bisa 'ditangtungken deui' (diberdirikan kembali) sebulan lalu," jelasnya, Minggu 5 Februari 2017.
Dia juga memastikan hampir semua bangunan leuit itu masih asli, hanya bagian atapnya dari genting yang diganti. Sebab aslinya atap leuit itu menggunakan genting, sesuai dengan daerah Subang. Selain digunakan sebagai lumbung padi, leuit juga memiliki unsur filosofi tri tangtu Sunda.
"Buana luhur (atap), buana pancatengah (tempat simpan), buana larang (fondasi). Itu menggambarkan tilu sapamulu, dua sakarupa, nu hiji eta keneh. Jadi luhur menggambarkan tekad, tengah ucap, dan handap lampah," jelasnya.
Zaini juga mengungkapkan konsep kekinian leuit juga tak hanya sebagai tempat menyimpan padi. Namun bisa lebih luas lagi menjadi media berkumpulnya beragam konsep, seperti nilai, budaya, dan usaha. "Susunan bangunan leuit yang terbilang sederhana, tapi memenuhi unsur teknologi penyimpanan padi yang ideal, sehingga tak heran padi bisa tahan lama di dalam leuit, ada yang sampai puluhan tahun.
Dikatakan Zaini, saat ini ia sedang mengusulkan agar leuit masuk dalam warisan budaya tak benda. "Saya masuk dalam tim WBTB (warisan budaya tak benda), mudah-mudah leuit bisa masuk WBTB, saya sudah mengajukannya," katanya.
Leuit bolang kini menjadi salah satu ikon Saung Budaya Kampung Bolang. Apalagi bagi pengunjung yang datang kesana, sepertinya tak lengkap bila tak ber-selfie di depan leuit itu. Pengunjung bisa berfoto di halaman, tangga hingga masuk ke leuit. Namun setiap yang akan berfoto, bagi laki-laki diwajibkan mengenakan ikat kepala khas Sunda, dan perempuan diharuskan memakai kebaya terlebih dahulu. Ikat kepala dan kebaya sudah disiapkan di sana.

Komentar0

Type above and press Enter to search.