TfMlGpA0TSd6GUd6GSGlBUM9BY==

Ketika Eks Napi Terorisme Mengajar Ideologi di Purwakarta | yudha aryaseta -adsradiofm.com

Ratusan siswa-siswa SMP seksama mendengarkan seorang pria yang tengah berbicara di depan. Sesekali mereka tertawa lepas mendengar candaan pria yang mengenakan pakaian batik berwarna hijau itu.

Pria itu adalah Agus Marshal. Mantan terpidana kasus terorisme ini sekarang menjadi pembicara di sekolah ideologi milik Pemkab Purwakarta. Agus berbagi sedikit ilmu soal dasar-dasar ideologi.



"Pada hakikatnya setiap orang hidup harus berideologi. Nah saya mengenakan dasar-dasar ideologi itu kepada mereka (siswa SMP)," kata Agus usai menjadi pembicara, Jumat (3/3/2017).

Tentunya ayah dari empat orang anak ini bukan memberikan pemahaman tentang ideologi radikal, tetapi ideologi dasar mengenal tuhan. Ideologi mengenal tuhan ini ia kemas lewat kasih sayang kepada ibu.

Agus mengatakan dengan menghormati dan menyayangi ibu sama saja sudah mengenal tuhan. Karena, sambung dia, ibu diibaratkan sebagai wakil tuhan di dunia.

"Kalian harus menghormati dan menyayangi ibu, karena itu adalah wakil tuhan di dunia. Itu salah satu cara kalian mengenal tuhan," ungkap Agus.

Menurutnya perjuangan seorang ibu di dunia itu sangat luar biasa. Selain melahirkan, seorang ibu juga bertugas membesarkan dan mendidik anak-anaknya menjadi pribadi yang baik dan taat kepada tuhan.

"Kalian harus mengerti perjuangan ibu. Melahirkan dan membesarkan kalian. Kalian kan pasti lahir dari rahim ibu, tidak mungkin langsung ujug-ujug (tiba-tiba) besar," canda Agus disambut gelak tawa para siswa.

"Enggak ada orang sukses yang kurang ajar kepada ibunya," ujarnya menambahkan.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi memuji kemampuan Agus dalam menyampaikan pemahamannya soal dasar-dasar ideologi. Ia mengaku tidak salah memberikan pekerjaan ini kepada Agus.

"Agus itu luar biasa, dia bisa memposisikan diri dalam mengajar siswa-siswi SMP. Para siswa-siswi juga meresponnya dengan baik," kata dia.

Menurut Dedi, Agus yang awalnya lebih banyak diam dan tertutup, kini sudah mulai membuka diri. Ia tidak lagi canggung ketika berhadapan dengan masyarakat, bahkan sesekali bisa memulai sebuah candaan.

"Ayeuna mah (sekarang mah) Agus tos bisa hereuy (sudah bisa bercanda)," ucap Dedi.

Dalam beberapa kesempatan, Agus spontanitas melontarkan candaan. Misalnya saat Agus diundang datang ke rumah dinas Dedi untuk diberikan pekerjaan beberapa waktu lalu. Saat itu Dedi menawarkan pekerjaan menjadi pembicara di sekolah ideologi.

"Agus mau enggak kalau saya kasih tugas jadi pembicara di sekolah ideologi?," tanya Dedi kepada Agus.

Dengan sigap dan spontan Agus menjawabnya. "Kalau kayak gitu, saya mencetal (teroris) lagi dong pak," ucap Agus yang membuat seisi ruangan itu tertawa terbahak-bahak mendengar jawabannya.

Dedi yang saat itu juga larut dalam tawa, mengatakan maksudnya memintanya menjadi pembicara bukan untuk mencetak calon teroris seperti Agus. Melainkan berbagi memberikan pemahaman dasar soal ideologi pada umumnya.

"Bukan mencetak (teroris) lagi atuh, tapi ngajarin dasar ideologi aja. Berbagi pengalaman, saya tau pa Agus mah pinter," sanjung Dedi.


sumber : detik.com

Komentar0

Type above and press Enter to search.