KARAWANG - Layanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten
Karawang yang selalu dikeluhkan oleh masyarakat, akhirnya dijawab oleh
direktur rumah sakit plat merah tersebut.
Menurut dr Asep Hidayat Lukman, rumah sakit yang dipimpinnya sudah
berusaha maksimal melayani masyarakat. Namun, jumlah pasien yang terus
membludak akibat tidak tuntasnya pengobatan di rumah sakit swasta,
membuat para dokter dan perawat kewalahan. Hal inilah yang kemudian
dianggap masyarakat, pelayanan RSUD lambat. "Kami keterbatasan ruangan
dan SDM. Dampaknya muncul pelayanan yang over, dan diartikan masyarakat
pelayanan buruk RSUD Karawang, dengan penolakan dan lainnya," Senin (24/10) kemarin.
Asep menegaskan, buruknya pelayanan RSUD, tidak lepas dari peran rumah
sakit swasta di Karawang yang tidak maksimal melayani pasien BPJS
Kesehatan. Mereka hanya memikirkan untung semata. Dari sekitar 20 rumah
sakit swasta, 15 diantaranya sudah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
"Kalau hanya penyakit tifus, dan penyakit ringan lainnya dilayani. Tapi
jika sudah penyakit berat, pasti lepas tangan dengan merujuk ke RSUD
Karawang karena tidak mau rugi," beber Asep.
Asep mengaku sudah melaporkan persoalan itu kepada bupati Karawang,
dengan meminta melakukan peninjauan ulang izin jika ditemukan rumah
sakit, yang hanya berorientasi keuntungan semata. "Jelas dengan layanan
yang tidak maksimal, RSUD Karawang kebanjiran pasien setiap harinya,"
tuturnya.
Sebagai rumah sakit umum daerah, bahkan sudah rujukan regional, RSUD
menerima pasien BPJS Kesehatan. Tapi keterbatasan SDM dan ruangan,
menyulitkan pemberian layanan terbaik. Padahal, semenjak dirinya
dipercaya menjadi direktur RSUD, terus melakukan perbaikan.
"Ini masih saja tidak cukup, dengan tadi terlalu banyaknya pasien masuk.
Sementara RSUD juga ada keterbatasan. Jadi dampaknya ada SDM yang
kelelahan dan sebagainya, dan dilain sisi banyak juga pasien atau
keluarga pasien yang menyalahartikan keterbatasan pelayanan," ujarnya