TfMlGpA0TSd6GUd6GSGlBUM9BY==

Ibu Rumah Tangga Rebutan Gas Elpiji 3 Kg














https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDZzxYJAdZSEDmL_iwxEArWpoq5C3yjOOgcxKIMFiZYGs1Dh7TRVtyKIS5SN3a5-u9h8vQEKV4BzSykGoQh_XErtfaHWTiuKRS0QfKxinlCBQdMT3W9c9YU-d0tPiLc7CjZg7Dk0BC3aw/s1600/Ibu+Rumah+Tangga+Rebutan+Gas+Elpiji+3+Kg.jpg



Karawang - Kelangkaan gas elpiji ukuran 3 kilogram dalam sebulan terakhir di Kecamatan Telukjambe Timur telah menimbulkan persoalan baru di kalangan masyarakat khususnya ibu rumah tangga. Buktinya, sejumlah ibu rumah tangga nyaris bentrok atau adu fisik untuk mendapatkan tabung gas bersubsidi itu.

"Kami harus rebutan dan nyaris kontak fisik untuk mendapatkan tabung gas 3 kilogram ini. Hal ini sering terjadi ketika ada pengiriman gas," kata Desi (29) warga Desa Sukaharja, Kecamatan Telukjambe Timur,  kepada wartawan, Senin (24/10) kemarin

Menurutnya, gas ukuran 3 kilogram tersebut  sudah sulit dicari dalam beberapa pekan lalu. Sejumlah pangkalan atau kios penjual gas tersebut sangat jarang yang memiliki stok. Bahkan, hampir setiap pengiriman, gas tersebut langsung habis dalam beberapa saat kemudian. "Biasanya warga rela antri atau menunggu jika mendapat informasi soal adanya pengiriman gas ke pangkalan yang ada di dekat rumah," lanjutnya.

Kelangkaan gas elpiji tabung melon ini juga terjadi di Kelurahan Karawang Wetan, Kecamatan Karawang Timur. Seperti dituturkan Atim warga lingkungan Guro, Kelurahan Karawang Weitan, sudah banyak warung yang ia kunjungi demi mendapatkan isi gas, namun sampai warung yang berada diwilayah Karawang wetanpun, ia tidak sama sekali mendapatkan apa yang ia cari. "Nasi sudah ada, tapi lauk pauk yang belum dimasak, mau gimana makannya," ujarnya.
Sedangkan Andri, pekerja honorer di Kelurahan Karawang Wetan mengatakan, kelangkaan bukan dikarenakan kuota subsidi yang dipersempit, namun dengan bertambahnya jumlah penduduk menjadikan gas itu langka. "Harusnya ada pengecekan lapangan sehingga masyarakat tidak menjadi korban kelangkaan," ujarnya.
Ia juga mengatakan kelangkan bukan terjadi satu wilayah saja melainkan banyak yang merasakan kelangkaan sehingga kuota gas itu seolah diperkecil oleh pemerintah padahal tidak seperti itu. "Ini obrolan biasa saja, dan pandangan saya selaku masyarakat seperti itu," tuturnya.
Sementara Hasbulah pemilik warung Putri Solo mengatakan, dengan minimnya pengadaan gas yang terjadi di wilayah Karawang Wetan mengakibatkan masyarakat berputar-putar mencari keberadaan si gas elpiji kemasan tabung melon itu. Bahkan bukan satu dua warga yang mengunjungi toko dengan membawa tabung kosong, berharap agar pulang tabung terisi dengan gas. "Menurut saya kelangkaan terjadi diakibatkan dengan diminimkannya pengadaan subsidi," ucapnya.
Ia juga mengatakan, masyarakat menengahlah yang merasakan bagaimana keperluan gas, untuk kebutuhan sehari-hari itu menjadi hal yang sulit untuk diminimalkan. "Sudah satu minggu lamanya, tidak ada pengiriman gas lagi," ucapnya.
Secara terpisah Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Pertambangan dan Energi Kabupaten Karawang, Hanafi mengatakan, kelangkaan gas elpiji bersubsidi 3 kilogram yang terjadi selama beberapa pekan terakhir di sejumlah kecamatan bukan karena pengurangan pasokan. Sebab,  pasokan elpiji 3 kilogram masih tetap dan  tidak ada pengurangan."Kami sudah berkoordinasi dengan Pertamina dan Hiswana Migas dan, tidak ada pengurangan pasokan," kata Hanafi.
Pertamina dan Hiswana Migas, lanjut Hanafi, menegaskan  pasokan gas elpiji 3 kilogram masih tetap sama, mencapai 1,8 juta tabung per bulan. Terkait dengan kondisi di sejumlah kecamatan sekitar Karawang yang terjadi kelangkaan elpiji 3 kilogram, Hanafi menyatakan pihaknya akan mencari tahu penyebab terjadinya kelangkaan. "Kalau pasokannya itu tidak dikurangi, tetap 1,8 juta tabung per bulan. Jadi kami akan mencari tahu secara jelas, kenapa sampai terjadi kelangkaan gas elpiji 3 kilogram," kata dia.   

Sebelumnya, Kapolres Karawang AKBP Andi Herindra Rahmawan telah menginstruksikan seluruh anggota Bintara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat(Babinkamtibmas) untuk mengecek informasi saol kelangkaan gas elpiji bersubsidi ukuran 3 kilogram tersebut. Hal itu untuk dilakukan untuk mengetahui apakah kelangkaan gas tersebut akibat aksi penimbunan oleh oknum pengusaha atau karena adanya pengurangan pasokan dari Pertamina. "Untuk sementara, keberadaan gas 3 kilogramnya masih cukup normal dan belum ada pengurangan pasokan dari pihak Pertamina," kata Andi kepada wartawan, Selasa (18/10) kemarin.

Berdasarkan hasil pengecekan yang dilakukan anggotanya ke sejumlah  pangkalan maupun distributor gas 3 kg di wilayah masing-masing, gas tersebut masih mudah ditemukan dipasaran. Meski begitu, pihaknya sudah memberikan imbauan kepada pihak distributor maupun pangkalan untuk tidak melakukan praktek penimbunan. "Jika terbukti ada pihak yang melakukan penimbunan, tentu akan mendapatkan sanksi tegas. Sebab, aksi penimbunan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar merupakan perbuatan melanggar hukum," tandas Andi.